Senin, 05 Mei 2014

Melodi Ingin Sekolah


Di pagi hari yang cerah, tampaklah sebagian besar pemulung yang hendak memulung sampah. Dengan semangat penuh, mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tiba-tiba di tempat pembuangan sampah,  munculah gadis kecil periang yang membantu ibunya  memulung. Melodi namanya. Waktu demi waktu cuacapun berubah menjadi panas. Tanpa disadari keringat mulai bercucuran di badan Melodi. Setelah mendapat hasil yang banyak, Melodi dan ibunya pergi menjualnya di tempat barang bekas yang biasanya mereka datangi. “Pak, ini hasil kerja keras saya. Tolong ditimbang, pak”,kata ibu Melodi dengan keringat yg bercucuran. Bapak yg bertugas itupun mulai menimbangnya.“emm… barang bekas yg ibu kumpulkan saya bayar dengan uang lima ribu rupiah”, kata bapak itu sambil mengulurkan uang lima ribu ke ibu Melodi. Walaupun mendapat sebegitu kecilnya, tampaklah wajah ceria di muka Melodi. Uang yg didapatkannya akan ia gunakan untuk membeli makan. Setelah keluar dari tempat pembuangan sampah, mereka pun pergi. Saat di perjalanan sepasang keluarga itu melewati sebuah sekolah. Melodi pun terpana, melihat sekolah tempat mencari ilmu yang begitu indah. Melodi berhenti sebentar untuk termenung.
IMG0729A.jpg          Kadang ada anak yg mampu dapat sekolah, tetapi kesempatan itu tidak dipakai sebaik-baiknya. Lalu, tampaklah seorang anak yg sebaya dengan Melodi, tanpa sengaja melirik Melodi. Nama anak itu Keyra. Ia pun mulai berbesar hati memberikan sebuah buku pelajaran kepada Melodi. “Maaf, saya tidak bermaksud mengecewakanmu. Tetapi saya tidak mau menerima buku itu”, itulah ucapan Melodi saat Keyra akan memberikan buku pelajaran itu. “Saya ikhlas memberikan buku ini kepadamu, lagipula saya sudah banyak mendapat buku seperti ini. Oh ya, nama saya Keyra”, jawab Keyra sambil mengulurkan buku itu ke tangan Melodi. Saat bel masuk berbunyi , Keyra cepat-cepat meninggalkan Melodi. Melodi  berkata dalam hati,”Trimakasih Tuhan, karena saat ini Engkau memberikan seorang teman yg mengerti akan keadaanku”.  Melodi pun bergegas menyusul ibunya yg dari tadi tidak mengerti bila Melodi menghilang dari sisinya. “Melodi, kamu mendapatkan buku itu dari mana?”, tanya ibu saat di tengah perjalanan. “Ini buku dari anak sd yg tadi menghampiriku saat aku berhenti di depan sekolahan”, jawab Melodi dengan nada senang. Ibu lalu mengambil buku yg ada di tangan Melodi dan melihat-lihat isi buku itu. Sesampai di rumah yg beralaskan kardus dan beratapkan kardus yg dilapisi karung, dengan cepat Melodi mulai membaca buku pemberian dari Keyra. Melodi mempelajari buku itu dengan sungguh-sungguh sampai sore hari. “Melodi, ayo makan!”, teriak ibu tiba-tiba sambil menggendong seorang anak. Anak itu adalah adik Melodi yang bernama Daniel. “Iya bu”, jawab Melodi. Menu makan malam ini adalah nasi ikan asin dan rebung dari hasil kerja keras. Sebelum makan, keluarga kecil itu berdoa dan bersyukur atas pemberian Tuhan hari ini. Selesai berdoa, keluarga itu lalu menikmati berkat pada hari itu. Selesai mengisi perut, Melodi tidur di lantai beralas kardus. Pada malam itu, cuaca sangat dingin. Ibu lalu menyelimutkan karung yang berbentuk selimut ke kedua anaknya.Pagi haripun tiba. Setelah selesai dari memulung barang bekas, Melodi meminta izin dari ibunya untuk pergi menemui temannya. Melodi melihat Keyra sedang duduk bersandar di pagar sekolah.“Selamat siang Keyra…” kata Melodi dari balik pagar. Keyra kaget. Keyra lalu mengajak Melodi untuk masuk sekolahannya. “Keyra, saya tidak mau. Saya malu. Saya kan tidak sekolah di sini”, tolak Melodi sambil melepaskan tangan Keyra dengan halus. “Sudahlah, jangan malu! Teman-temanku di sini baik-baik kok. Gurunya juga baik-baik”, tawar Keyra smbil berkaca-kaca. Di dalam hatinya, sebenarnya Melodi ingin sekolah, tetapi ia malu. Setelah lama berfikir, akhirnya Melodi mau masuk dengan Keyra.
SPM_A1626.jpg             Saat itu juga    Melodi merasa ia sangat beruntung. Teman-teman Keyra yg tidak kenal Melodi malahan mengajak Melodi mengikuti pelajaran di jam pelajaran itu. Inilah kesempatan emas, Melodi tidak mau menyia-nyiakannya. Ia sudah lama menginginkan mengikuti jam pelajaran di sekolah yg terkenal itu. Setelah mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh, akhirnya waktu cepat berlalu. “Bagaimana perasaanmu, Melodi?”, tanya Keyra saat waktu sudah pulang. “Perasaanku senang sekali. Tapi…kebahagiaan ini sudah berlau. Tetapi aku tetap bersyukur karena bisa sekolah di sini”,jawab Melodi sebenar-benarnya. Keyra menjawab dengan senyuman. Melodi lalu pulang setelah belajar di sekolah. Kata-kata yg diucapkan Melodi masih menghantui pikiran Keyra. “Apa yg harus aku berbuat untuk menolong Melodi agar bisa sekolah?”, tanya Keyra kepada dirinya sendiri. Malam hari yg sunyi senyap, keluarga Keyra sedang menonton tv bersama di ruang keluarga. Mami Keyra yg dari tadi melihat Keyra murung terus akhirnya berkata,”Keyra sayang, mengapa wajah Keyra murung”. “Keyra bingung ma. Keyra ingin menolong seorang pemulung, tetapi Keyra tidak tahu yang harus Keyra lakukan. Teman Keyra mengimpikan ingin sekolah, tetapi ia berasal dari keluarga tidak mampu, ma”, jelas Keyra. “em…begitu ya. Baiklah, mama aja yang akan mengurus itu. “Terimakasih ma. Mami adalah ibu yg terbaik”, puji Keyra sambil memeluk Mami. Malam berlalu, pagi muncul. Saat Melodi melewati sekolah Keyra dengan ibunya, tiba-tiba Keyra mengajak Melodi dan ibunya masuk sekolah. Belum sempat Melodi bertanya, Keyra lalu menunjukan sesuatu padanya. Lalu tampaklah sekumpulan orang dan siswa berwajah terang muncul di hadapan Melodi. Seorang dari mereka yg bukan lain Pak Karmin menjelaskan maksudnya. Lalu Ibu Guru Susi membawa sebuah sepeda dan tas. Melodi dan ibunya terkejut. Dari sebegitu banyaknya orang di dunia ini hanya ada sedikit orang kaya yang mau menolong orang susah. Melodi pun sangat senang karena ia bisa mencari  ilmu untuk masa depannya. “Terimakasih Keyra, terimakasih se
mua”, ucap Melodi setulus-tulusnya. Ibu Melodipun bangga memiliki anak yg bernama MELODI.

Tidak ada komentar: